Senin, 27 Desember 2010

MERANGSANG KECERDASAN ANAKSEJAK DINI


Untuk merangsang kecerdasan anak sejak dini, diperlukan stimulasi bermain sejak dini. Apakah stimulasi bermain sejak dini itu? Menurut Dr Soedjatmiko, SpA(K), MSi, dokter spesialis anak konsultan tumbuh kembang, stimulasi dini adalah rangsangan bermain yang dilakukan sejak bayi baru lahir. Rangsangan atau stimulasi ini sebaiknya dilakukan sejak janin masih berusia 6 bulan di dalam kandungan. Mengapa?
Stimulasi dipercaya dapat memengaruhi pertumbuhan sinaps (proses sinaptogenesis), yang membutuhkan banyak sialic acid untuk membentuk gangliosida, yang penting untuk kecepatan proses pembelajaran dan memori.
Rangsangan yang harus dilakukan dengan penuh kegembiraan, kasih sayang, dan setiap hari untuk merangsang semua sistem indera. Selain itu, harus juga merangsang gerak kasar dan halus kaki, tangan, dan jari-jari, mengajak komunikasi, serta merangsang perasaan yang menyenangkan dari pikiran bayi dan balita.
Rangsangan yang dilakukan dengan suasana bermain dan kasih sayang, sejak lahir, terus-menerus, dan bervariasi, akan merangsang pembentukan cabang-cabang sel-sel otak, melipat gandakan jumlah hubungan antar sel otak sehingga membentuk sirkuit otak yang lebih kompleks, canggih, dan kuat. Dengan demikian, kecerdasan anak makin tinggi dan bervariasi (multiple intelligence).
Lalu, bagaimana menstimulasi janin yang masih dalam kandungan? Si ibu atau ayahnya bisa melakukannya dengan berbicara dekat perut si ibu, menyanyikan lagu, membaca doa, lagu-lagu keagamaan, sambil mengelus perut si ibu. Dapat pula memperdengarkan lagu dengan menempelkan earphone di perut ibu atau si ibu juga mendengarkan lagunya. Ada sebagian literatur yang mengatakan bahwa mendengarkan lagu klasik baik untuk perkembangan otak anak. Jika memang ingin memperdengarkan lagu klasik pada anak, penting juga untuk si ibu menyukai lagu-lagu tersebut. Sebab, suasana hati si ibu juga bisa memengaruhi si bayi. Stimulasi sebaiknya dilakukan setiap hari, setiap saat ibu bisa berinteraksi dengan janinnya, misal, saat mandi, masak, cuci pakaian, berkebun, dan sebagainya.
Sementara untuk bayi atau balita, stimulasi bisa dilakukan dengan beragam cara sesuai perkembangan usianya, contoh:
Usia 0–3 bulan, berikan rasa nyaman, aman, dan menyenangkan, memeluk, menggendong, menatap mata bayi, mengajak tersenyum, membunyikan suara atau musik, menggerakkan benda berwarna mencolok, benda berbunyi, menggulingkan bayi ke kanan/kiri, tengkurap-telentang, dan dirangsang untuk meraih dan memegang mainan.
Usia 3–6 bulan, bisa dengan bermain “cilukba”, melihat wajah bayi di cermin, dirangsang untuk tengkurap, telentang bolak-balik, duduk.
Usia 6–9 bulan, panggil namanya, salaman, tepuk tangan, bacakan dongeng, rangsang duduk, latih berdiri berpegangan.
Usia 9–12 bulan, mengulang menyebut mama-papa, kakak, masukkan mainan ke dalam wadah, minum dari gelas, gelindingkan bola, latih berdiri, jalan berpegangan.
Usia 12–18 bulan, latihan dengan corat-coret pensil warna, susun kubus, balok-balok, potongan gambar sederhana (puzzle), masukkan dan keluarkan benda kecil dari wadah, main dengan boneka, sendok, piring, gelas, teko, sapu, lap, dan lainnya. Latihlah untuk berjalan tanpa pegangan, jalan mundur, panjat tangga, tendang bola, lepas celana, mengerti dan melakukan perintah-perintah sederhana (mana bola, pegang ini, masukkan ini, ambil itu), sebutkan nama atau menunjukkan benda-benda.
Umur 18–24 bulan, tanyakan, sebutkan, tunjuk bagian-bagian tubuh (mata, hidung, telinga, mulut, dan lainnya), tanyakan gambar atau sebutkan nama binatang dan benda-benda di sekitar rumah, ajak bicara tentang kegiatan sehari-hari (makan, minum, mandi), latihan gambar garis, cuci tangan, pakai baju-celana, main lempar bola, melompat, dan lainnya.
Umur 2–3 tahun, ditambah dengan mengenal dan menyebutkan warna, menggunakan kata sifat (besar-kecil, panas-dingin, tinggi-rendah, banyak-sedikit, dan lainnya), sebutkan nama teman, hitung benda, pakai baju, sikat gigi, main kartu, boneka, masak-masakan, gambar garis, lingkaran, manusia, latihan berdiri di satu kaki, buang air kecil/besar di toilet.
Setelah 3 tahun, selain mengembangkan kemampuan-kemampuan umur sebelumnya, stimulasi ini juga diarahkan untuk kesiapan bersekolah, antara lain; memegang pensil dengan baik, menulis, mengenal huruf dan angka, berhitung sederhana, mengerti perintah sederhana (buang air kecil/besar di toilet), dan kemandirian (ditinggal di sekolah), berbagi dengan teman, dan lain sebagainya. Perangsangan dapat dilakukan di rumah (oleh pengasuh dan keluarga), tetapi dapat pula di kelompok bermain, taman kanak-kanak, atau sejenisnya.

Alasan Kenapa Harus Berhenti Minum Soda


letty, Minuman soda menjadi kegemaran banyak orang karena rasanya yang enak dan menyegarkan. Minuman soda juga membuat orang ketagihan. Tapi ada alasan yang bagus kenapa harus berhenti minum soda.

Minum soda sesekali saja memang tidak masalah, namun yang terjadi efek kecanduan pada soda membuat orang ketagihan meminumnya hingga akhirnya dampak buruk yang didapatkan. Orang yang sudah kecanduan hampir tiap hari minum soda bahkan sehari bisa beberapa kali.

Dilansir dari International Journal of Clinical Practice yang dikutip dari buzzle, Minggu (31/10/2010) ada beberapa efek yang berbahaya bagi tubuh jika sudah ketagihan minum soda. Berikut alasan kenapa harus berhenti minum soda:
1. Soda tidak punya nilai gizi selain kandungan kalori dan gulanya yang tinggi.
Jadi tidak heran jika kebanyakan penyuka soda akan mengalami kenaikan berat badan dan cenderung obesitas. Sebagian besar minuman soda mengandung 250 kalori per 600 ml. Tak ada kandungan nutrisi atau mineral di dalamnya, melainkan hanya gula dan kafein.

2. Soda bersifat diuretik yang meningkatkan produksi urine
Sifat diuretik ini membuat air di dalam tubuh lebih banyak yang keluar melalui urine, jika tak diimbangi dengan minum air putih bisa menyebabkan tubuh kehilangan cairan atau dehidrasi.

3. Kandungan asam fosfor dalam minuman soda yang menimbulkan sensasi kesegaran atau gelembung-gelembung udara ternyata dapat mengerogoti tulang.

Jika minuman soda terus menerus dikonsumsi, maka semakin lama tulang akan makin rapuh dan berbentuk seperti pori-pori yang bolong-bolong. Kepadatan tulang yang berkurang akan memicu risiko radang sendi dan osteoporosis.

4. Kandungan asam soda bisa merusak gigi
Minuman soda bisa merusak gigi karena mengandung kadar gula yang tinggi. Komponen asam soda memiliki efek merusak pada email gigi dan membuat gigi lebih rentan terhadap kerusakan.

5. Minum soda dalam jangka waktu panjang bisa menyebabkan erosi pada lapisan lambung yang mengakibatkan perut sering mulas, bergas dan masalah pencernaan lainnya.

6. Kandungan Natrium pada pada soda tidak baik untuk kesehatan jantung. Bukti dari studi penelitian ini menunjukkan bahwa terlalu banyak minum soda dapat menyebabkan kerusakan pada ginjal dan hati juga.

7. Minuman soda yang dikonsumsi secara terus menerus juga bisa menimbulkan risiko kesehatan lain seperti diabetes tipe 2 akibat kandungan gulanya yang tinggi, memberikan efek dari kafein yang dikandung seperti insomnia, tekanan darah tinggi dan detak jantung yang tidak beraturan.

Cara Berhenti Minum Soda

Menghentikan kebiasaan minum soda memang tidak mudah karena kafein yang tinggi membuat ketagihan. Tapi ada beberapa cara berikut yang bisa dilakukan:

1. Mengurangi secara bertahap
Mulailah mengurangi secara bertahap, jika setiap hari minum soda mulailah dalam satu minggu hanya minum soda 5 hari, minggu depannya 4 hari. Lakukan selama 6 minggu hingga dalam satu minggu Anda tak perlu lagi minum soda.

2. Mencampur dengan air
Ketika memutuskan berhenti minum soda, biasanya akan terjadi dorongan untuk minum soda yang lebih tinggi. Cobalah campurkan es yang banyak dalam soda hingga komposisi sodanya lebih kecil karena es nanti akan mencair. Dengan begitu konsumsi air yang diminum lebih banyak dibanding sodanya.

3. Ganti dengan minuman lain yang sehat
Setiap kali timbul keinginan minum soda segeralah minum air dingin yang segar atau minuman sehat lainnya seperti susu kedelai, susu rendah lemak, jus buah dan lainnya.

4. Minum teh hijau
Ketika Anda mulai berhenti minum soda maka akan terjadi gejala penarikan dari efek kafein seperti sakit kepala yang cukup sering. Minum secangkir teh hijau di pagi hari bisa meredam gejala pusing yang terjadi

What is the number of Indonesian Population Now?


Anyone know how many of Indonesia's population 2010? ... Probably most do not know, because the 2010 population census in early May began yesterday was not finished until now and will be extended until June 31, 2010.

However, when using a statistical increase in the population of Indonesia from 1995 to 2005, in Indonesia 2010 estimated population of about 240 million people and will continue to rise at around 300 million people in 2015 and 2035 440 million people in 2035.

Here are some areas in Indonesia which has the largest population:
1. Jabar: 42.4 million people
2. Central Java: 32.4 million people
3. East Java: 36 million people
4. North Sumatra: 13 million people
5. DKI Jakarta: 8.9 million people.

And following the population of Indonesia from 1971 to 2005


 If that estimate is correct, it would put Indonesia as the country's 4th most populous in the world and a percentage of the population in the world that the estimate will reach 7 billion people in 2012.

List of 10 most populous countries today:
1. China
2. India
3. United States
4. Indonesia
5. Brazil
6. Pakistan
7. Bangladesh
8. Nigeria
9. Russia
10. Japan

If this is not the note seriously by the government of course will bring adverse effects to the front. Now only the rice which is the staple food most of the people of Indonesia seem difficult to be increased each year (Read: Goodbye Rice, Cassava Welcome). Not to mention the problem of labor, housing and others. It might take a law to deal with them.

MERANGSANG KECERDASAN ANAKSEJAK DINI


Untuk merangsang kecerdasan anak sejak dini, diperlukan stimulasi bermain sejak dini. Apakah stimulasi bermain sejak dini itu? Menurut Dr Soedjatmiko, SpA(K), MSi, dokter spesialis anak konsultan tumbuh kembang, stimulasi dini adalah rangsangan bermain yang dilakukan sejak bayi baru lahir. Rangsangan atau stimulasi ini sebaiknya dilakukan sejak janin masih berusia 6 bulan di dalam kandungan. Mengapa?
Stimulasi dipercaya dapat memengaruhi pertumbuhan sinaps (proses sinaptogenesis), yang membutuhkan banyak sialic acid untuk membentuk gangliosida, yang penting untuk kecepatan proses pembelajaran dan memori.
Rangsangan yang harus dilakukan dengan penuh kegembiraan, kasih sayang, dan setiap hari untuk merangsang semua sistem indera. Selain itu, harus juga merangsang gerak kasar dan halus kaki, tangan, dan jari-jari, mengajak komunikasi, serta merangsang perasaan yang menyenangkan dari pikiran bayi dan balita.
Rangsangan yang dilakukan dengan suasana bermain dan kasih sayang, sejak lahir, terus-menerus, dan bervariasi, akan merangsang pembentukan cabang-cabang sel-sel otak, melipat gandakan jumlah hubungan antar sel otak sehingga membentuk sirkuit otak yang lebih kompleks, canggih, dan kuat. Dengan demikian, kecerdasan anak makin tinggi dan bervariasi (multiple intelligence).
Lalu, bagaimana menstimulasi janin yang masih dalam kandungan? Si ibu atau ayahnya bisa melakukannya dengan berbicara dekat perut si ibu, menyanyikan lagu, membaca doa, lagu-lagu keagamaan, sambil mengelus perut si ibu. Dapat pula memperdengarkan lagu dengan menempelkan earphone di perut ibu atau si ibu juga mendengarkan lagunya. Ada sebagian literatur yang mengatakan bahwa mendengarkan lagu klasik baik untuk perkembangan otak anak. Jika memang ingin memperdengarkan lagu klasik pada anak, penting juga untuk si ibu menyukai lagu-lagu tersebut. Sebab, suasana hati si ibu juga bisa memengaruhi si bayi. Stimulasi sebaiknya dilakukan setiap hari, setiap saat ibu bisa berinteraksi dengan janinnya, misal, saat mandi, masak, cuci pakaian, berkebun, dan sebagainya.
Sementara untuk bayi atau balita, stimulasi bisa dilakukan dengan beragam cara sesuai perkembangan usianya, contoh:
Usia 0–3 bulan, berikan rasa nyaman, aman, dan menyenangkan, memeluk, menggendong, menatap mata bayi, mengajak tersenyum, membunyikan suara atau musik, menggerakkan benda berwarna mencolok, benda berbunyi, menggulingkan bayi ke kanan/kiri, tengkurap-telentang, dan dirangsang untuk meraih dan memegang mainan.
Usia 3–6 bulan, bisa dengan bermain “cilukba”, melihat wajah bayi di cermin, dirangsang untuk tengkurap, telentang bolak-balik, duduk.
Usia 6–9 bulan, panggil namanya, salaman, tepuk tangan, bacakan dongeng, rangsang duduk, latih berdiri berpegangan.
Usia 9–12 bulan, mengulang menyebut mama-papa, kakak, masukkan mainan ke dalam wadah, minum dari gelas, gelindingkan bola, latih berdiri, jalan berpegangan.
Usia 12–18 bulan, latihan dengan corat-coret pensil warna, susun kubus, balok-balok, potongan gambar sederhana (puzzle), masukkan dan keluarkan benda kecil dari wadah, main dengan boneka, sendok, piring, gelas, teko, sapu, lap, dan lainnya. Latihlah untuk berjalan tanpa pegangan, jalan mundur, panjat tangga, tendang bola, lepas celana, mengerti dan melakukan perintah-perintah sederhana (mana bola, pegang ini, masukkan ini, ambil itu), sebutkan nama atau menunjukkan benda-benda.
Umur 18–24 bulan, tanyakan, sebutkan, tunjuk bagian-bagian tubuh (mata, hidung, telinga, mulut, dan lainnya), tanyakan gambar atau sebutkan nama binatang dan benda-benda di sekitar rumah, ajak bicara tentang kegiatan sehari-hari (makan, minum, mandi), latihan gambar garis, cuci tangan, pakai baju-celana, main lempar bola, melompat, dan lainnya.
Umur 2–3 tahun, ditambah dengan mengenal dan menyebutkan warna, menggunakan kata sifat (besar-kecil, panas-dingin, tinggi-rendah, banyak-sedikit, dan lainnya), sebutkan nama teman, hitung benda, pakai baju, sikat gigi, main kartu, boneka, masak-masakan, gambar garis, lingkaran, manusia, latihan berdiri di satu kaki, buang air kecil/besar di toilet.
Setelah 3 tahun, selain mengembangkan kemampuan-kemampuan umur sebelumnya, stimulasi ini juga diarahkan untuk kesiapan bersekolah, antara lain; memegang pensil dengan baik, menulis, mengenal huruf dan angka, berhitung sederhana, mengerti perintah sederhana (buang air kecil/besar di toilet), dan kemandirian (ditinggal di sekolah), berbagi dengan teman, dan lain sebagainya. Perangsangan dapat dilakukan di rumah (oleh pengasuh dan keluarga), tetapi dapat pula di kelompok bermain, taman kanak-kanak, atau sejenisnya.

Alasan Kenapa Harus Berhenti Minum Soda


letty, Minuman soda menjadi kegemaran banyak orang karena rasanya yang enak dan menyegarkan. Minuman soda juga membuat orang ketagihan. Tapi ada alasan yang bagus kenapa harus berhenti minum soda.

Minum soda sesekali saja memang tidak masalah, namun yang terjadi efek kecanduan pada soda membuat orang ketagihan meminumnya hingga akhirnya dampak buruk yang didapatkan. Orang yang sudah kecanduan hampir tiap hari minum soda bahkan sehari bisa beberapa kali.

Dilansir dari International Journal of Clinical Practice yang dikutip dari buzzle, Minggu (31/10/2010) ada beberapa efek yang berbahaya bagi tubuh jika sudah ketagihan minum soda. Berikut alasan kenapa harus berhenti minum soda:
1. Soda tidak punya nilai gizi selain kandungan kalori dan gulanya yang tinggi.
Jadi tidak heran jika kebanyakan penyuka soda akan mengalami kenaikan berat badan dan cenderung obesitas. Sebagian besar minuman soda mengandung 250 kalori per 600 ml. Tak ada kandungan nutrisi atau mineral di dalamnya, melainkan hanya gula dan kafein.

2. Soda bersifat diuretik yang meningkatkan produksi urine
Sifat diuretik ini membuat air di dalam tubuh lebih banyak yang keluar melalui urine, jika tak diimbangi dengan minum air putih bisa menyebabkan tubuh kehilangan cairan atau dehidrasi.

3. Kandungan asam fosfor dalam minuman soda yang menimbulkan sensasi kesegaran atau gelembung-gelembung udara ternyata dapat mengerogoti tulang.

Jika minuman soda terus menerus dikonsumsi, maka semakin lama tulang akan makin rapuh dan berbentuk seperti pori-pori yang bolong-bolong. Kepadatan tulang yang berkurang akan memicu risiko radang sendi dan osteoporosis.

4. Kandungan asam soda bisa merusak gigi
Minuman soda bisa merusak gigi karena mengandung kadar gula yang tinggi. Komponen asam soda memiliki efek merusak pada email gigi dan membuat gigi lebih rentan terhadap kerusakan.

5. Minum soda dalam jangka waktu panjang bisa menyebabkan erosi pada lapisan lambung yang mengakibatkan perut sering mulas, bergas dan masalah pencernaan lainnya.

6. Kandungan Natrium pada pada soda tidak baik untuk kesehatan jantung. Bukti dari studi penelitian ini menunjukkan bahwa terlalu banyak minum soda dapat menyebabkan kerusakan pada ginjal dan hati juga.

7. Minuman soda yang dikonsumsi secara terus menerus juga bisa menimbulkan risiko kesehatan lain seperti diabetes tipe 2 akibat kandungan gulanya yang tinggi, memberikan efek dari kafein yang dikandung seperti insomnia, tekanan darah tinggi dan detak jantung yang tidak beraturan.

Cara Berhenti Minum Soda

Menghentikan kebiasaan minum soda memang tidak mudah karena kafein yang tinggi membuat ketagihan. Tapi ada beberapa cara berikut yang bisa dilakukan:

1. Mengurangi secara bertahap
Mulailah mengurangi secara bertahap, jika setiap hari minum soda mulailah dalam satu minggu hanya minum soda 5 hari, minggu depannya 4 hari. Lakukan selama 6 minggu hingga dalam satu minggu Anda tak perlu lagi minum soda.

2. Mencampur dengan air
Ketika memutuskan berhenti minum soda, biasanya akan terjadi dorongan untuk minum soda yang lebih tinggi. Cobalah campurkan es yang banyak dalam soda hingga komposisi sodanya lebih kecil karena es nanti akan mencair. Dengan begitu konsumsi air yang diminum lebih banyak dibanding sodanya.

3. Ganti dengan minuman lain yang sehat
Setiap kali timbul keinginan minum soda segeralah minum air dingin yang segar atau minuman sehat lainnya seperti susu kedelai, susu rendah lemak, jus buah dan lainnya.

4. Minum teh hijau
Ketika Anda mulai berhenti minum soda maka akan terjadi gejala penarikan dari efek kafein seperti sakit kepala yang cukup sering. Minum secangkir teh hijau di pagi hari bisa meredam gejala pusing yang terjadi

What is the number of Indonesian Population Now?


Anyone know how many of Indonesia's population 2010? ... Probably most do not know, because the 2010 population census in early May began yesterday was not finished until now and will be extended until June 31, 2010.

However, when using a statistical increase in the population of Indonesia from 1995 to 2005, in Indonesia 2010 estimated population of about 240 million people and will continue to rise at around 300 million people in 2015 and 2035 440 million people in 2035.

Here are some areas in Indonesia which has the largest population:
1. Jabar: 42.4 million people
2. Central Java: 32.4 million people
3. East Java: 36 million people
4. North Sumatra: 13 million people
5. DKI Jakarta: 8.9 million people.

And following the population of Indonesia from 1971 to 2005


 If that estimate is correct, it would put Indonesia as the country's 4th most populous in the world and a percentage of the population in the world that the estimate will reach 7 billion people in 2012.

List of 10 most populous countries today:
1. China
2. India
3. United States
4. Indonesia
5. Brazil
6. Pakistan
7. Bangladesh
8. Nigeria
9. Russia
10. Japan

If this is not the note seriously by the government of course will bring adverse effects to the front. Now only the rice which is the staple food most of the people of Indonesia seem difficult to be increased each year (Read: Goodbye Rice, Cassava Welcome). Not to mention the problem of labor, housing and others. It might take a law to deal with them.